![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG8mb0bHnO8oRrbLLuHocxkaPLoSsy4bkrzKgFkZjyEhDnBW8BUF7-NK5IkHucShGc8Hua6Ilz3FzYvni9ysBuWXtUg7vSlzdy1eAohL9QaxPeiXVueEE351l_H35VU30StWM_G7thypk/s320/kopassus+2.jpeg)
Hal ini disampaikan Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus di Jakarta, Jumat (16/4). "Kita masih menunggu masalah normalisasi. Saya pernah sampaikan tanggal 15 bulan lalu bahwa normalisasi sedang berjalan. Kita tunggu. Saya pikir ini ada di pihak Amerika sikapnya, tetapi yang saya pantau berjalan bagus," kata Lodewijk.
Ia menegaskan embargo hanya pada pelatihan bersama antara pasukan khusus kedua negara. Tidak ada embargo untuk pembelian alutsista.
Embargo pelatihan tersebut menjadi sanksi bagi Indonesia dari Amerika Serikat karena dianggap telah melakukan pelanggaran HAM berat di Timor Timur. Wartawan AS Alan Nairn menjadi salah satu saksi yang memberatkan dalam sidang kongres AS pada tahun 90-an. (DM/OL-06/Ars)
Sbr : MediaIndonesia
Ngapain sih indonesia harus berteman sama negara yang suka Obral Embargo....
Negara yang ngakunya menjunjung tinggi HAM, tapi membantai ribuan nyawa di Afganistan dan Irak, entah Giliran siapa lagi berikutnya...
Yang jelas kalau Tiba Giliran Indonesia yang diserang AS.. saya berharab bisa berkorban untuk ibu pertiwi...