Ditengarai ada penyusupan Intelijen Portugal di Kamp Pengungsian

Salah satu persoalan yang masih mengganjal Indonesia, pasca jajak pendapat di Timor Timur, adalah keberadaan para pengungsi eks provinsi ke-27 tersebut di wilayah NTT. Para pengungsi ini, merasa tidak mendapat perhatian secara layak dari Pemerintah Indonesia.

Bagai disambar petir disiang bolong, pada minggu ketiga Maret lalu, para pengungsi yang sebagian besar merupakan mantan milisi pro-integrasi itu, mengancam Pemerintah Indonesia. Melalui seorang perwakilannya, Antonio Fretes, mereka berniat dan siap meminta suaka politik ke Portugal.

Pilihan permintaan suaka politik ke Portugal, menurut mereka, karena pertimbangan historis dan harapan mendapat penghidupan lebih baik di negara Eropa. Sebelumnya, ada dua negara lain yang menjadi pilihan, AS dan Australia.

Menurut Wawan Hari Purwanto, dengan munculnya permintaan suaka politik oleh para pengungsi eks-Timor Timur itu, berarti menandakan masih ada persoalan serius di kamp pengungsian, salah satunya soal ekonomi. Hal inilah, menurut pengamat intelijen ini, yang harus mendapat perhatian lebih Pemerintah Indonesia dengan “menekan” PBB ikut bertanggung jawab juga, mengingat jumlah pengungsi ini lumayan besar.

Hanya saja, pada sisi yang lain, menurut sumber INTELIJEN yang mantan petinggi BAIS, aksi dan pilihan pengungsi eks-Timor Timur ke Portugal tersebut, sangat mungkin karena adanya penyusupan intelijen Portugal. Negara miskin di Eropa Barat ini memiliki kepentingan dengan para pengungsi eks-Timor Timur, untuk penyuaraan pelanggaran HAM oleh Indonesia. Dalam sisi ini, Pemerintah Indonesia juga perlu melakukan konter-intelijen agar para pengungsi ini tidak dimanfaatkan negara lain untuk menekan Indonesia.(Jamadi/Ars)


Sbr : M. Intelijen

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama