BAGHDAD, KOMPAS.com - Dua tentara Amerika Serikat tewas. Sementara, lima serdadu lain negara adidaya itu luka dalam gerakan tempur di Irak utara, kata tentara pada Kamis (8/4/2010).
Kematian itu terjadi dalam ronda pada Rabu, kata pernyataan tentara Amerika Serikat, dengan menambahkan bahwa kelima tentara luka tersebut dirawat di rumah sakit.
Secara keseluruhan, 4.389 tentara Amerika Serikat tewas sejak awal serbuan pimpinan negara adidaya itu untuk menggulingkan pemerintah Presiden Saddam Hussein pada 2003, kata hitungan kantor berita Perancis AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org.
Serangan bom, mortir dan roket merenggut 38 jiwa dan mencederai 110 orang dalam pemilihan umum pada awal Maret.
Perdana Menteri Irak Nuri Maliki menyatakan serangan itu "hanya kegaduhan yang menggertak pemilih, namun orang Irak adalah penyuka tantangan dan itu tidak akan merusak semangat mereka".
Kekerasan dan tekanan meningkat dalam beberapa pekan menjelang pemilihan anggota parlemen Irak pada 7 Maret, pemilihan umum kedua sejak Saddam Hussein digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat.
Penculikan dan serangan mematikan beberapa waktu belakangan menggarisbawahi kerapuhan keamanan di Irak menjelang pemilihan umum tesebut.
Hampir 400 orang tewas dan lebih dari 1.000 lagi cedera pada tahun lalu akibat serangan bom tergalang di sejumlah gedung pemerintah, termasuk kementerian keuangan, luar negeri dan kehakiman pada Agustus, Oktober dan Desember.
Kekerasan di Irak menurun secara tajam pada 2009 ke tingkat terendah sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat, namun kelompok pemantau memperingatkan bahwa pencapaian keamanan tetap mendatar.(Ars)
Kematian itu terjadi dalam ronda pada Rabu, kata pernyataan tentara Amerika Serikat, dengan menambahkan bahwa kelima tentara luka tersebut dirawat di rumah sakit.
Secara keseluruhan, 4.389 tentara Amerika Serikat tewas sejak awal serbuan pimpinan negara adidaya itu untuk menggulingkan pemerintah Presiden Saddam Hussein pada 2003, kata hitungan kantor berita Perancis AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org.
Serangan bom, mortir dan roket merenggut 38 jiwa dan mencederai 110 orang dalam pemilihan umum pada awal Maret.Perdana Menteri Irak Nuri Maliki menyatakan serangan itu "hanya kegaduhan yang menggertak pemilih, namun orang Irak adalah penyuka tantangan dan itu tidak akan merusak semangat mereka".
Kekerasan dan tekanan meningkat dalam beberapa pekan menjelang pemilihan anggota parlemen Irak pada 7 Maret, pemilihan umum kedua sejak Saddam Hussein digulingkan dari kekuasaan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat.
Penculikan dan serangan mematikan beberapa waktu belakangan menggarisbawahi kerapuhan keamanan di Irak menjelang pemilihan umum tesebut.
Hampir 400 orang tewas dan lebih dari 1.000 lagi cedera pada tahun lalu akibat serangan bom tergalang di sejumlah gedung pemerintah, termasuk kementerian keuangan, luar negeri dan kehakiman pada Agustus, Oktober dan Desember.
Kekerasan di Irak menurun secara tajam pada 2009 ke tingkat terendah sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat, namun kelompok pemantau memperingatkan bahwa pencapaian keamanan tetap mendatar.(Ars)
Sbr : Kompas