TNI AU Diharapkan Memiliki 2 Batalyon Hercules Tahun 2013 Mendatang

Jakarta, DMC – TNI Angkatan Udara diharapkan memiliki 2 batalyon pesawat jenis Hercules C-130B pada tahun 2013, yang memiliki kemampuan terbang untuk melaksanakan operasi militer perang dan operasi militer selain perang (airbone). Harapan ini disampaikan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Republik Indonesia, Letnan Jenderal TNI Sjahfrie Sjamsoedin di Skuadron 32 Lanud TNI Abdul Rahman Saleh, Malang, Jumat (14/9), saat meninjau 2 dari 5 pesawat Hercules C-130B yang akan melaksanakan retrovit (peremajaan kembali) di Bandung.

Saat ini TNI AU memiliki 21 pesawat sejenis, yang kondisinya pemeliharaan perlu ditingkatkan, sehingga melalui program retrovit dan jalur pengadaan, rencana memiliki 2 batalyon pada tahun tersebut dapat terwujud. Anggaran untuk program tersebut, sebagian akan diambil melalui APBN dan program Government to Government (G To G), di mana beberapa negara telah menawarkan ke Indonesia pesawat sejenis melalui hibah, namun demikian Kementerian Pertahanan masih mengkaji proses tersebut.

Selain itu, program peningkatan kemampuan pesawat saat ini juga akan ditunjang dengan kemampuan kualitas pemeliharaan depo satuan. Disamping ituke depan diharapkan program retrovit dapat dilaksanakan satuan sendiri, demikian ditambahkan Wamenhan.

Penambahan Alutsista TNI AL

Menindaklanjuti kebijakan pemerintah untuk mendorong industri nasional yang berpotensi menjadi lebih profesional, inovatif, efektif, dan efisien serta terintegrasi dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan non-Alutsista, Wamenhan meneruskan kunjungannya ke perusahaan galangan kapal swasta, PT Lundin Industry Invest (PT LII), Banyuwangi.

Saat ini PT LII telah menerima pesanan dari TNI Angkatan Laut untuk pembuatan kapal jenis kapal cepat rudal, yang akan dipersenjatai dengan missile 20 mm dan akan di uji coba akhir tahun 2011. Pengadaan Kapal Cepat Rudal Nasional yang diberi nama Trimaran ini, dibiayai melalui APBN dan akan digunakan untuk keperluan patroli laut. Di samping itu, TNI AL juga akan memulai proyek Kapal Perusak Kawal Rudal yang rencananya akan dikerjakan di Surabaya pada bulan November tahun ini, demikian disampaikan Wamenhan seusai meninjau lokasi galangan kapal.

Sebelumnya di perusahaan ini, TNI AL juga memesan kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) atau sejenis perahu karet, untuk digunakan pasukan Korps Pasukan Katak (Kopaska), di samping itu perusahaan ini juga menerima pesanan dari negara lain untuk digunakan oleh militernya. Hal ini dari wujud peningkatan industri pertahananan Indonesia, yang dikerjakan oleh perusahaan swasta nasional, sehingga diharapkan ke depan perusahaan galangan kapal baik milik negara (PT PAL) maupun milik swasta nasional bisa lebih kompetitif baik harga maupun kualitas.

Selama kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Wamenhan didampingi pejabat dari Kementerian Pertahanan diantaranya Dirjen Renhan Marsda TNI Bonggas S. Silaen, S.Ip, Dirjen Ranahan, Laksda TNI Susilo serta pejabat dari Bank Negara Indonesia Tbk. dan beberapa pejabat Komite Kebijakan Industri Pertahanan. Pada kesempatan itu Komandan Lanud Abdul Rahman Saleh Malang, Marsekal Pertama TNI Dwi A. Putranto, melepas rombongan kembali ke Jakarta. (TP/PGN/Ars)

Sbr : Dephan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama