TNI AD dapat Tiga Helikopter Rusia

JAKARTA--MICOM: Setelah pesawat tempur Sukhoi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menerima peralatan perang dari Rusia. Rabu (20/10), Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyerahkan tiga helikopter MI-35P kepada TNI Angkatan Darat.

Selain helikopter, juga diserahkan persenjataan, amunisi, dan pelatihan bagi para calon awak di Rusia.

Penyerahan dilakukan oleh Purnomo kepada Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen Johanes Suryo Prabowo di Lapangan terbang Skuadron 21, Pondok Cabe, Jakarta, Rabu (20/10). "Risiko kedaulatan merupakan harga mati dan tanpa kompromi. Hal itu harus ditopang oleh kemampuan alutsista yang cukup modern. Ongkos yang dikeluarkan memang besar," tutur Purnomo di dalam sambutannya.

Lebih lanjut, Purnomo mengimbau agar TNI memelihara unit-unit helikopter ini dengan baik mengingat biaya yang dikeluarkan berasal dari APBD, APBN, atau pinjaman luar negeri. Uang tersebut berasal dari tangan rakyat dan harus dipertanggungjawabkan.

Purnomo juga memberikan apresiasi kepada pemerintah Rusia yang diwakili Dubes Alexander A. Ivanov. Ia menyatakan Rusia telah banyak membantu Indonesia dan dirinya berharap kerja sama di antara kedua negara terus berlanjut.

DPR Sepakat Tambah Anggaran Peremajaan Alutsista

Komisi I DPR RI sepakat untuk menambah anggaran peremajaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia sebesar Rp50 triliun.

"Komisi I DPR dan pemerintah sepakat penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun akan dipenuhi dari APBN dan APBN-P yang sumber pembiayaannya berasal dari rupiah murni, pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri," kata Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddik di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/10).

Dalam Rapat kerja Komisi I DPR bersama Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertahanan, dan TNI disepakati untuk memenuhi kebutuhan anggaran modernisasi alutsista rencana strategis (Renstra) Tahap I (2011-2014) total Rp150 triliun.

Ia juga mengatakan, untuk tahun anggaran 2011 alokasi dana untuk modernisasi alutista mendapatkan tambahan dari dana optimalisasi sebesar Rp2 triliun dan tambahan selanjutnya sebesar Rp9 triliun ditambahkan dalam APBN-P 2011.

"Untuk memastikan realisasi anggaran modernisasi alutsista berjalan efektif, Komisi I dan pemerintah sepakat untuk menggunakan pola tahun jamak, dimulai dari APBN 2011," ujarnya.

Sementara itu, proses pengadaan dilakukan melalui kontrak induk dengan pembayaran secara bertahap serta disinergikan dengan revitalisasi industri pertahanan nasional.

"Jadi, sisa anggaran kekurangan itu nanti akan diberikan secara bertahap sampai 2014 mendatang dan dibahas antara pemerintah bersama Badan Anggaran DPR RI," kata Mahfudz.

Ia menambahkan, seiring komitmen kebijakan untuk memenuhi `minimun essential force` (MEF) tahap I tahun 2011-2014, Komisi I DPR mendesak Kemhan/TNI, Mabes TNI bersama-sama melakukan akselerasi dalam perbaikan mekanisme perencanaan, peningkatan kemampuan penyerapan anggaran, dan akuntabilitas pengelolaan anggaran.(Ars)



Sbr : MediaIndonesia

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama