TNI akan Lengkapi Sukhoi Hingga Satu Skuadron

MAKASSAR--MI: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan TNI AU akan membeli lagi pesawat tempur Sukhoi dari Rusia hingga mencapai satu skuadron atau 16 pesawat.

"Renstra (rencana strategis) tahun 2010-2014 telah menetapkan pembelian pesawat tempur Sukhoi hingga satu skuadron," kata Purnomo di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (27/9) seusai menyaksikan serah terima tiga Sukhoi tipe SU-27 SKM dari pemerintah Rusia. Purnomo mengatakan, pengadaan pesawat tempur Sukhoi itu sangat dimungkinkan karena pemerintah Rusia siap menyediakan berapa pun jumlah pesawat tempur itu sesuai dengan permintaan Indonesia.

Ia menambahkan, selain pesawat Sukhoi, Kementerian Pertahanan bersama Mabes TNI serta Mabes TNI AU juga akan membeli jenis-jenis pesawat lainnya seperti F-16 serta pesawat pengganti Hawk dari Australia. Sementara itu, ketika ditanya tentang senjata di pesawat Sukhoi, Menhan mengakui bahwa ketiga pesawat Sukhoi terakhir itu memang tidak dilengkapi senjata rudal. Hal itu, katanya, antara lain disebabkan karena pabrik senjata berbeda dengan pabrik Sukhoi itu sehingga tidak menjadi satu paket.

Namun Purnomo menegaskan, sekali pun Sukhoi tidak dilengkapi dengan rudal, TNI kini sudah memesan bom dari Turen, Jawa Timur. Di Turen, Malang, terdapat pabrik amunisi milik PT Pindad yang mempunyai spesialisasi untuk menghasilkan amunisi dan juga senjata.
Purnomo mengatakan pula bahwa kementerian Pertahanan tidak merasa mengunggulkan Sukhoi karena Kemhan bersama Mabes TNI serta Mabes TNI AU tetap akan melakukan pembelian pesawat tempur, pesawat angkut serta helikopter dari negara-negara lain.

TNI AU akan beli rudal untuk melengkapi sukhoi


Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Imam Sufaat mengungkapkan TNI AU sedang melakukan perundingan dengan Pemerintah Rusia bagi pengadaan peluru kendali atau misil guna melengkapi pesawat tempur tersebut.
"Kami sedang merundingkan pembelian rudal bagi Sukhoi," kata Kasau kepada pers di Makassar, Senin (27/9), usai serah terima tiga pesawat tempur Sukhoi tipe SU-27 SKM dari Pemerintah Rusia.

Imam Sufaat mengatakan, proses pembelian rudal tersebut dilakukan karena produsen pesawat Sukhoi tidak sama dengan produsen rudal. "Pembelian rudal ini memang dilakukan dari Rusia," kata Imam Sufaat saat mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Imam Sufaat mengatakan, ada hal-hal teknis yang harus dibicarakan dengan pabrik rudal tersebut karena misil tersebut harus sesuai dengan sistem komputer yang ada pada Sukhoi.

Sementara itu, Menhan Purnomo mengatakan, sekali pun Sukhoi tidak dilengkapi dengan rudal, bukan berarti di dalam pesawat itu tidak ada senjata sama sekali. "Kita membeli bom dari Turen," kata Purnomo. Di Turen, Malang, terdapat pabrik amunisi milik PT Pindad yang mempunyai spesialisasi untuk pembuatan senjata serta amunisi.

Kasau Imam Sufaat menambahkan, pembelian pesawat Sukhoi tersebut satu paket dengan program pemeliharaan dan perawatan.
Ia mengatakan, untuk 2010, TNI AU mendapat anggaran pemeliharaan sebesar Rp1,3 triliun, sementara pada 2008, Mabes TNI AU hanya menerima biaya perawatan dan pemeliharaan sebesar Rp500 juta. Kasau menjelaskan, penggunaan anggaran perawatan pesawat itu berdasarkan instruksi Menhan Purnomo Yusgiantoro yang meminta seluruh jajaran TNI AU untuk merawat dan memelihara alat utama sistem senjata mereka secara maksimal.

"Jadi, jangan hanya masalah penyediaan pesawat yang harus dibicarakan, tapi juga masalah pemeliharaan dan perawatan," kata Menhan. Hadir pada acara tersebut Dubes Indonesia untuk Rusia Hamid Awaluddin serta Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin yang merupakan mantan sekretaris militer kepresidenan pada era Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.(Ars)


Sbr : MediaIndonesia

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama