
Di depan wartawan di Bandara Teheran, Shahram kembali menegaskan bahwa dirinya diculik mata-mata AS. Shahram juga mengungkapkan telah menolak tekanan AS agar berbicara kepada media bahwa dirinya adalah ilmuwan yang sangat menguasai program nuklir Iran.
Shahram melanjutkan, para penculiknya meminta dirinya berbicara kepada media bahwa dengan kesadarannya sendiri telah membawa dokumen penting dan sebuah komputer jinjing berisi rahasia penting program nuklir militer Iran. "Tapi, dengan izin Tuhan, saya menolaknya," tegas Shahram setelah mendapatkan sambutan tangis dari putra dan istrinya di Bandara Teheran seperti dilansir Agence France-Presse.
Shahram menghilang dari Arab Saudi sejak Juni 2009 saat menjalankan ibadah umrah. Dia baru muncul di kantor perwakilan Iran di Washington tiga hari lalu. Shahram lalu terbang meninggalkan Washington pada Rabu (14/7), setelah otoritas setempat menyatakan bahwa dirinya berada di AS dengan keinginan sendiri. Dan, tidak ada pihak yang ingin mencegahnya meninggalkan AS.
Shahram menegaskan bahwa dirinya hanya seorang peneliti biasa dan tidak terlibat dalam program nuklir Iran. "Saya tidak punya hubungan dengan Natanza dan Fordo," tandas Shahram menyebut dua fasilitas pengayaan uranium Iran.
Bantahan itu muncul setelah kemarin (15/7) Washington Post melansir bahwa Shahram telah dibayar oleh CIA lebih dari 5 juta dolar untuk informasi intelijen terkait dengan program nuklir Iran. (cak/c9/dos/Ars)
Sbr : JawaPos