Jakarta - Situs yang mengklaim sebagai kelompok Al Qoidah terkait terorisme di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) diduga benar-benar ada. Al Qoidah akan menjadikan Aceh sebagai kamp pelatihan, seperti di Mindanao, Filipina.
"Sangat ada (situs Al Qoidah)," kata pengamat teroris Mardigu Wowiek Prasantyo kepada detikcom, Sabtu (6/3/2010).
Dikatakan dia, gerakan terorisme telah mengincar Aceh sebagai basis pelatihan, setelah gerakan tersebut gagal di Ambon dan Poso.
"Modelnya persis Mindanao, MLF, membangun base pelatihan dan persenjataan. Aceh akan di-Mindanao-kan," ujar dia.
Selain itu, kata Mardigu, teroris kini berkomunikasi melalui internet. "Mereka bermain lebih besar lagi. Tidak menggunakan telepon karena mudah dilacak. Mereka berkomunikasi lewat internet portable. Jadi, situs itu benar ada," kata Mardigu.
Mardigu mengatakan, gerakan Al Qoidah di Aceh bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam yang fundamental.
Menurut dia, gerakan terorisme via internet sulit diantisipasi. "Susah juga mengantisipasinya, seperti cyber crime, bergerak terus," ujar pria yang juga psikolog hipnoterapi ini.
Oleh karena itu, Mardigu menyarankan agar masyarakat membantu mendeteksi gerakan terorisme.
"Karena bergerak di bidang internet, saya meminta agar seluruh bangsa Indonesia mendetect gerakan mereka. Pemerintah juga harus segera mengesahkan UU ISA seperti Singapura dan Malaysia ," kata Mardigu.(Ars)
Sbr : Detiknews
"Sangat ada (situs Al Qoidah)," kata pengamat teroris Mardigu Wowiek Prasantyo kepada detikcom, Sabtu (6/3/2010).
Dikatakan dia, gerakan terorisme telah mengincar Aceh sebagai basis pelatihan, setelah gerakan tersebut gagal di Ambon dan Poso.
"Modelnya persis Mindanao, MLF, membangun base pelatihan dan persenjataan. Aceh akan di-Mindanao-kan," ujar dia.
Selain itu, kata Mardigu, teroris kini berkomunikasi melalui internet. "Mereka bermain lebih besar lagi. Tidak menggunakan telepon karena mudah dilacak. Mereka berkomunikasi lewat internet portable. Jadi, situs itu benar ada," kata Mardigu.
Mardigu mengatakan, gerakan Al Qoidah di Aceh bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam yang fundamental.
Menurut dia, gerakan terorisme via internet sulit diantisipasi. "Susah juga mengantisipasinya, seperti cyber crime, bergerak terus," ujar pria yang juga psikolog hipnoterapi ini.
Oleh karena itu, Mardigu menyarankan agar masyarakat membantu mendeteksi gerakan terorisme.
"Karena bergerak di bidang internet, saya meminta agar seluruh bangsa Indonesia mendetect gerakan mereka. Pemerintah juga harus segera mengesahkan UU ISA seperti Singapura dan Malaysia ," kata Mardigu.(Ars)
Sbr : Detiknews