Panglima TNI : Kopassus salah satu satuan khusus terbaik di dunia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meyakinkan Pemerintah Amerika Serikat bahwa TNI tidak akan lagi melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam setiap penugasannya.

“Saya adalah seorang militer, yang juga turut menyusun cetak biru reformasi TNI. Jadi, saya yakinkan anda bahwa TNI tidak lagi melakukan pelanggaran HAM”, kata Presiden dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS Robert Gates di Istana Negara, Kamis, seperti dikutip Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai pertemuan itu.

Presiden, kata Purnomo, menegaskan, bahwa dirinya akan turut mengawal pelaksanaan reformasi TNI tersebut hingga benar-benar berjalan dengan baik dan tidak ada lagi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh prajurit TNI.

Sementara itu, secara terpisah, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pihaknya telah menetapkan berbagai ketentuan agar tidak ada lagi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh prajurit baik dalam penugasan di daerah aman maupun di daerah konflik.

“Salah satunya dengan memasukkan pendidikan tentang Hak Asasi Manusia dalam setiap kurikulum pendidikan di TNI. Dengan begitu, tidak ada lagi pelanggaran HAM yang akan dilakukan oleh prajurit TNI baik saat bertugas di daerah aman maupun di daerah konflik", ujarnya.

Jadi, lanjut Panglima TNI, persoalan mengenai latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat dengan satuan khusus AS, sudah selesai. “Bagi kami, TNI, persoalan ini sudah selesai. Kami sangat menyambut positif keputusan AS untuk membuka kembali pelatihan bagi Kopassus”, ujarnya.

Dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan AS Robert Gates dibahas berbagai hal menyangkut kerja sama pertahanan kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis. Terkait pendidikan dan latihan militer kedua negara, Menteri Pertahanan cc mengatakan, pihaknya akan memberikan pelatihan militer termasuk satuan khusus secara terbatas dan bertahap.

Kopassus menjalin kerjasama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun, kerjasama itu terhenti, menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999.

Setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu. Padahal pasca pencabutan embargo militer itu AS telah membuka kembali kerjasama International Military Education and Training (IMET), Foreign Military Sales (FMS), Foreign Military Financing (FMF), maupun Defence Export dengan Indonesia. AS BUKA KEMBALI LATIHAN BAGI KOPASSUS Pemerintah Amerika Serikat akhirnya membuka kembali latihan bagi Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, setelah sempat ditutup karena dugaan kasus pelanggaran hak asasi manusia oleh TNI di Timor Timur.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates saat melakukan jumpa pers bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya akan memulai kembali kerjasama pasukan khusus itu secara bertahap dan terukur. Ia mengatakan, pembukaan kembali latihan bersama bagi Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) itu, dikarenakan pihaknya menilai Indonesia, khususnya TNI telah berhasil menjalankan reformasi dalam satu dekade terakhir.

“Dengan senang saya sampaikan kepada Presiden bahwa hasil reformasi militer dalam beberapa dekade ini, profesionalisme TNI dan sejumlah kebijakan Kementerian Pertahanan terhadap beberapa isu hak asasi manusia membuat AS akan memulai program kerjasama keamanan dengan Pasukan Khusus Indonesia”, kata Gates. Ia menambahkan, peningkatan kerjasama juga akan diikuti dengan kelanjutan reformasi TNI dan Kopassus dalam masa mendatang. “Kami mempertimbangkan pembangunan kerjasama militer kedua negara dan hubungan yang lebih dekat dengan TNI di masa yang akan datang,” ujar Gates.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, keputusan AS untuk memberikan kembali latihan bagi Kopassus akan segera ditindaklanjuti bersama dengan TNI. “Jadi, kami masih akan merumuskan bagaimana latihan yang diberikan itu, sesuai dengan batasan AS yakni bertahap dan terukur”, ujarnya.

Sedangkan, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, pihaknya menyambut positif keputusan AS untuk memberikan kembali latihan bagi Kopassus. “Kami akan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya, apalagi Kopassus merupakan salah satu satuan khusus terbaik di dunia”, ujarnya, usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menhan Robert Gates.

Kopassus menjalin kerjasama pendidikan dan latihan dengan sejumlah negara seperti AS. Namun, kerjasama itu terhenti, menyusul embargo militer yang diterapkan AS terhadap Indonesia pada 1999. Setelah AS mencabut embargo militernya terhadap Indonesia pada November 2005, pelatihan dan pendidikan bagi Kopassus masih belum diberikan pihak negara Paman Sam itu.

Padahal pascapencabutan embargo militer itu AS telah membuka kembali kerja sama International Military Education and Training (IMET), Foreign Military Sales (FMS), Foreign Military Financing (FMF), maupun Defence Export dengan Indonesia. (Pendam 1/Dispenad/Ars)


Sbr : Dispenad

Post a Comment

أحدث أقدم