Raja Jordania: Masa Depan Israel Berbahaya


Kairo, Kompas - Raja Jordania Abdullah II mengkritik kebijakan politik PM Israel Benjamin Netanyahu. Ia mengungkapkan, dalam kunjungannya ke AS pekan depan akan meminta Presiden AS Barack Obama menekan Israel menyangkut syarat-syarat dan jadwal untuk memulai perundingan damai dengan Palestina supaya kawasan ini terhindar dari lingkaran kekerasan lagi.

Abdullah II—dalam wawancara dengan harian Wall Street Journal edisi Selasa (6/4)—menyebutkan, urusan Israel lebih rumit dibandingkan dengan urusan Korea Utara.

”Saya yakin masa depan Israel sangat berbahaya jika tidak tercapai kesepakatan soal isu-isu yang masih menggantung. Sebanyak 75 negara di muka bumi ini masih belum mengakui Israel. Negara seperti Korea Utara bahkan bisa menjalin hubungan internasional lebih baik dibanding Israel,” katanya.

Ia juga mengungkapkan sudah memprediksi tidak ada perkembangan positif dari kebijakan Netanyahu, ketika bertemu dia setahun lalu. ”Saya semula sangat optimistis terhadap pandangan Netanyahu tentang perdamaian antara Israel dan Palestina serta antara Arab dan Israel. Namun, hari ini, setelah 12 bulan berlalu dan melihat realitas lapangan, terpaksa saya nyatakan bahwa sangat pesimis. Padahal saya termasuk orang yang selalu optimistis,” kata Abdullah II yang naik takhta di Jordania pada Februari 1999.

Ia mengkritik keras pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur. Tindakan Netanyahu juga memperburuk hubungan Israel-Jordania hingga mencapai tingkat terendah yang tidak pernah terjadi sebelum ini sejak penandatanganan kesepakatan damai kedua negara tahun 1994. (mth/Ars)


Sbr : Kompas

Post a Comment

أحدث أقدم