Persempit Gerak Teroris Sumatra-Jawa Diisolasi

PASCAPENYERGAPAN Dulmatin alias Yahya alias Mansyur alias Joko Pitono dan kawan-kawan di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (9/3), Polri tak ingin kecolongan aksi teroris di Tanah Air, khususnya di Pulau Sumatra dan Jawa.

Di kedua pulau tersebut, Polri mempersempit pergerakan terorisme. Tak ayal, langkah isolasi pun ditempuh. Di sejumlah titik strategis, patroli, penggerebekan, dan razia dilakukan secara gencar, seperti di kawasan pantai, jalur penyeberangan, dan berbagai moda transportasi publik.

Direktorat Kepolisian Air Polda Riau memperketat patroli di perairan Riau yang berbatasan dengan Selat Malaka. Wilayah perairan Selat Malaka yang memisahkan Riau dengan negeri jiran Malaysia berpotensi menjadi pintu keluar para teroris dari Aceh.

Di Jakarta, Detasemen Khusus Antiteror 88 terus menyisir dan menggerebek lokasi-lokasi yang diduga tempat persembunyian Umar Kecil alias Umar Patek dan Zulkarnaen dan puluhan teroris lainnya, seperti di Pasar Festival Kuningan, Jaksel, dan Cipayung, Jaktim. Tak hanya itu, kawasan Baki, Kelurahan Batuanyar, Solo, Jateng, menjadi sasaran penggerebekan. Satu orang yang diduga teroris berhasil diamankan.

Polri juga merazia sejumlah tempat di kawasan pantai utara Pulau Jawa dan jalur tengah nasional. Dalam razia itu, jumlah personel yang diterjunkan sebanyak sepertiga kekuatan dari total personel yang ada di wilayah Polres Lamongan, Jatim.

Untuk mengantisipasi musuh nomor wahid keamanan negara itu, tidak tanggung-tanggung, akan digelar latihan gabungan antiteror bersandi Waspada Nusa II pada Sabtu (13/3). Komando Geladi Markas Besar TNI dan Polri di Jakarta, kemarin, merilis skenario latihan gabungan tersebut.

Latihan akan dilaksanakan di Gedung Bursa Efek Jakarta, Hotel Borobudur, Hotel Mercure Ancol, Bandara Soekarno-Hatta, kapal supertanker di Teluk Jakarta, dan pengeboran minyak di Kepulauan Seribu.

Saat latihan, keenam lokasi itu diserang dan diduduki kelompok terorisme secara bersamaan sehingga TNI dan Polri menurunkan personelnya untuk mengatasi hal itu.

Panglima TNI Djoko Santoso menepis tudingan latihan bersama itu terkait dengan rencana kedatangan Presiden AS Barack Obama. Meski demikian, Djoko mengakui menjelang kedatangan Obama, muncul potensi kerawanan dan gangguan keamanan berdasarkan laporan intelijen yang diterimanya. "Ada kerawanan-kerawanan," tukasnya.

Mencari bom Dulmatin

Tiga hari setelah tewasnya Dulmatin dan dua rekannya di Pamulang, Polri masih mencari bom yang diduga telah dirakit Dulmatin dan kelompoknya. Bom itu diduga telah dirangkai karena polisi menemukan rangkaian pemicu bom yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. "Kami sedang mencari di mana bahan peledak atau bomnya karena kemarin pemicunya sudah ditemukan," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ito Sumardi.

Terkait dengan pengganti Dulmatin, pengamat terorisme Al Chaidar menilai penggantinya mungkin Zulkarnaen karena posisinya selevel dengan Dulmatin di Dewan Markaziah atau Dewan Pusat Jemaah Islamiyah. "Saya hanya menganalisis Zulkarnaen, bukan meminta polisi meringkusnya," ujarnya memberi klarifikasi berita Media Indonesia, Kamis (11/3).(Ars)


Sbr : MediaIndonesia

Post a Comment

أحدث أقدم