OPM Manfaatkan “Situasi” Jakarta

Sampai akhir April lalu, situasi Jakarta terus menghangat oleh “kasus Century”, “nyanyian Susno”, “markus pajak” dan “bentrok Priok”. Seiring dengan itu, di Papua juga berlangsung perkembangan yang mengkhawatirkan, bentrok warga di Kwamki Lama dan aksi OPM Distrik Mulia.

Di Kwamki Lama, Mimika, terjadi perang antar warga. Perang ini melibatkan warga kelompok bawah di kawasan Tuni Kama dan warga kelompok atas di kawasan Mambruk II. Situasi di Kwamki dikabarkan mencekam karena kedua kelompok saling serang dengan senjata tradisionalnya yang lengkap. Polisi yang berusaha mencegahnya, justru ikut menjadi korban. Tiga personilnya mengalami luka akibat terkena anak panah.

Aksi OPM berlangsung di Kampung Mewulok, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Di wilayah ini terjadi aksi penembakan oleh kelompok OPM terhadap karyawan PT Modern Widya Technical yang sedang mengerjakan jalan sepanjang 25 Km antar Mulia dan Mehulu. Tiga orang tewas karena diberondong kelompok sparatis tersebut. Beberapa mobil dan alat juga dibakar.

Terkait situasi di Papua tersebut, Mantan Dansatgas Bais, Mayjen (Purn) Abdul Salam mengatakan kelompok OPM sengaja memanfaatkan lengahnya aparat keamanan yang terfokus kepada masalah di Jakarta dan sorotan terhadap institusinya. Selain itu, patut dicurigai juga adanya keterlibatan asing dalam penciptaan situasi ketegangan tersebut. Keterlibatan asing ini terkait agenda penguasaan kekayaan alam di Papua.

Menurut Abdul Salam, diperlukan kerja sama antara aparat kepolisian dan TNI dalam penanganan masalah Papua. Kerjasama ini juga sampai ke tingkatan intelijen TNI dengan intelijen kepolisian untuk mencegah potensi konflik dan pergerakan OPM.

Selain itu, masih menurut pria yang pernah bertugas di Papua tersebut, diperlukan juga pendekatan teritorial dan budaya setempat. Saat ini pihak kepolisian kurang dalam melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat yang melibatkan tokoh agama atau tokoh masyarakat. (Jamadi/Ars)


Sbr : M. Intelijen

Post a Comment

أحدث أقدم