Simulasi Latihan Tempur di Medan Perkotaan

TANJUNG SELOR (23/4), Gerombolan musuh yang menduduki sebuah gedung di Kota Tanjung Selor berhasil dilumpuhkan oleh satuan TNI Angkatan Darat (AD) dari Brigadir Infanteri (Brigif) 24/Bulungan Cakti. Proses penyerangan hingga berhasil melumpuhkan musuh hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30-an menit. Adegan ini merupakan bagian skenario dalam simulasi latihan tempur di medan perkotaan yang digelar oleh jajaran TNI AD dari Brigif 24/Bulungan Cakti, kemarin (22/4). Simulasi penyerangan musuh ini, menggunakan beberapa lokasi. Dimulai dari lapangan Agatish, Markas Kodim 0903/Tsr dan puncaknya di gedung SMAN 1 Tanjung Selor.

Suara letusan senjata api beberapa kali terdengar. Kegiatan latihan ini cukup mengundang perhatian warga yang sedang melintas di Jl Kolonel Soetadji, serta siswa sekolah yang berada di sekitar lokasi latihan. Beberapa prajurit dengan serius nampak merangkak di parit. Sementara sejumlah orang yang memperagakan sebagai musuh, terlihat memberikan perlawanan.

Komandan Brigif 24/Bulungan Cakti Letkol Inf Joppye Ones W mengungkapkan, latihan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan serupa yang dilaksanakan oleh Mabes TNI di Bandung beberapa waktu lalu. “Untuk wilayah Kodam VI/Tanjung pura, latihan dibagi dua. Untuk wilayah selatan dipusatkan di Samarinda dan wilayah utara dipusatkan di Tanjung Selor, Bulungan,” kata Joppye.

Untuk latihan di Tanjung Selor, lanjutnya, diikuti oleh perwakilan dari beberapa satuan. Di antaranya dari Kodim 0903/Tsr, Kodim Tanjung Redeb (Berau), Kodim Malinau, Nunukan dan Tarakan. Selain itu juga diikuti anggota TNI AD dari satuan di bawah komando Brigif 24/Bulungan Cakti, yaitu Yonif 613/Rja Alam dan Yonif 614/Raja Pandita, serta dari Batalyon Armed Berau.

Latihan, kata Joppye, dilaksanakan selama 10 hari. Selain teori, para prajurit juga langsung melakukan praktik simulasi penyerangan musuh di wilayah perkotaan. “Latihan kali ini beda. Jika sebelumnya kita sering melakukan latihan penyerahan di medan hutan, kali ini di perkotaan,” ungkapnya. Sebelum latihan puncak penyerangan yang dilangsungkan kemarin, sebelumnya sudah dilakukan latihan perencanaan atau penyusunan strategi. Dikatakan, latihan tempur di medan perkotaan tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding tempur di hutan. Hal ini dikarenakan, selain berhadapan dengan musuh, prajurit yang melakukan tempur di perkotaan juga dituntut untuk bisa melindungi masyarakat sipil.

“Kalau perang di perkotaan atau di daerah pemukiman, fokus kita tidak hanya ke musuh. Tapi bagaimana strategi juga untuk bisa melindungi warga sipil,” terang dia, seraya menambahkan sebanyak 77 personel dilibatkan dalam latihan tersebut. Mereka terdiri dari pasi ops, bintara ops, danramil serta babinsa. Sedang instruktur yang melatih terdiri dari Dan Brigif langsung, Danyon dan beberapa perwira staf operasi. Ikut hadir menyaksikan latihan kemarin, di antaranya Bupati Bulungan Drs H Budiman Arifin MSi, Komandan Kodim 0903/Tsr Letkol Inf Agus Firman Yusmono, Danyon, serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bulungan.(Ars)


Sbr : RadarTarakan

1 Komentar

telur angsa mengatakan…
Mantab...... Salut sama Kemampuan tempur nya....
Lebih baru Lebih lama