Pangdam I/BB dan Pangarmabar Resmikan Monumen Pulau Sekatung Natuna

Pulau sekatung yang berbatasan lansung dengan negara tetangga memiliki potensi kerawanan, untuk itu keberadaan salah satu pulau dari 12 pulau yang rawan konflik di Indonesia ini akan dijaga 24 jam terus menerus, demikian penyampaian Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Leonardus JP Siegers dan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio saat mersmikan berdirinya Monumen Tokoh Pejuang Datuk Kaya Mohammad Dun di daerah pulau Sekatung Kecamatan Pulau Laut Natuna, sabtu (10/7).

Monumen ini sebelumnya telah ditanda tangani oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang berdiri kokoh di Pulau Sekatung sebagai tanda dan usaha bangsa ini untuk menjaga kedaulatan NKRI, Datuk Kaya Muhammad Dun adalah tokoh tiga zaman yang berjuang dan mempertahankan pulau tersebut dari penjajah Belanda, Jepang dan saat kembali Belanda menjajah. Menurut Pangdam I/BB keberadaan Monumen tersebut merupakan simbol pejuang yang gigih dalam mempertahankan NKRI dari penjajah, untuk itu harapan Pangdam kepada seluruh masyarakat termasuk TNI untuk bersama-sama bahu-bahu menjaga kedaulatan bangsa yang bukan terbatas pada pulaunya saja tetapi juga seluruh sumber daya alam dari tangan-tangan jahil.

Sementara itu Pangarmabar Laksma TNI Marsetio mengatakan wilayah Pulau Sekatung adalah wilayah yang patut diawasi, banyak kasus-kasus terjadi ditempat wilayah rawan ini, seperti kata Pangarmar beberapa waktu yang lalu TNI AL melakukan pengejaran terhadap kapal berbendera RRC, setelah dilakukan pengejaran mereka lansung lari, ini merupakan bukti Pulau ini memang rawan tegas Pangarmabar. Dipulau Sekatung sendiri ada 1 Pleton dari Ki C Yonif 134/TS yang disiagakan melakukan tugas pengamanan pulau terluar, mereka bertugas selama 6 bulan dan seterusnya digantikan oleh pasukan yang baru secara bergiliran.

Monumen Pulau Sekatung adalah merupakan monumen yang ketiga dibuat sebagai upaya untuk mengamankan wilayah bangsa ini, dimana yang pertama di Pulau Rote NTT kemudian yang kedua di Minggas Sulawesi Utara. Manumen ini terbuat dari perunggu dan kuningan anti karat dengan luas bangunan 20x20 meter, dipasang tepat dibibir pantai menghadap kenegara tetangga Vietnam. Berat Patung 2 ton tinggi 14 meter, desain bangunan dibuat kokoh dari terpaan angin maupun dari abrasi air laut karena kontruksi bangunan merupakan rangka besi ditambah cor semen, menurut keterangan Dandim 0318/Natuna Letkol I Wayan aditya terlaksananya pembangunan Monument ini adalah merupakan kerja sama antara Mabes TNI dengan Pemkab Natuna untuk mengetahui batas wilayah NKRI, sehingga kapal-kapal asing yang melintas akan tahu kalau mereka memasuki wilayah Indonesia Tambah Dandim Natuna.
(Penrem 033/WP/Dispenad/Ars)


Sbr : Dispenad

Post a Comment

أحدث أقدم